Skip to main content

Posts

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 2)

Saya paling suka bilang bahwa saya ini puzzle yang cacat, bagian yang tidak diperlukan dan diinginkan. Sebuah produk gagal yang lolos quality control dan diharuskan menjalani kehidupan yang tidak diinginkannya. Yaitu menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan diperlukan orang lain. Padahal, apa sebenarnya maksud saya itu? Saat itu saya mencintai seorang lelaki yang bagi saya dia adalah lelaki shalih, tapi lelaki itu memilih perempuan lain yang jauh di atas segalanya dari pada saya. Saya kecewa lalu saya mulai berceloteh bahwa saya ini produk gagal. Kembali lagi seperti sebelumnya bahwa saya ini sebetulnya hanya kecewa. Tapi justru mempertanyakan dan menyimpulkan hal yang salah. Ketika lelaki sholih itu tidak memilih saya, saya bukannya berusaha memperbaiki diri dan memantaskan diri, tapi saya justru berkubang dalam kesesatan pemikiran bahwa saya seharusnya dicintai seperti apa adanya saya. Padahal simple saja, lelaki itu bukan jodoh saya. "Tidak ada kata gagal atau tidak berhasil,
Recent posts

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 1)

"Pertanyaan yang salah tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang benar." Saya dulu mempertanyakan,  WHY AM I CREATED THIS WAY WHILE OTHERS CREATED THAT WAY?  Saya menganggap itu pertanyaan fundamental yang akan mengungkap jati diri saya dan makna Tuhan dan saya. Padahal, sekarang saya sadari bahwa itu tidak lebih dari protes saya terhadap diri saya sendiri, terhadap apa yang saya miliki, terhadap apa yang tidak mampu saya dapatkan, terhadap apa yang orang lain miliki dan mampu dapatkan. Mengapa saya tidak seperti orang lain? Mengapa orang lain bisa mencapai sesuatu yang saya inginkan sedangkan saya tidak? Apa Tuhan mengesampingkan saya karena diri saya yang seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan baru terus menerus muncul. Semakin kreatif rumusan pertanyaannya padahal latar belakangnya hanya satu: saya enggan menjadi apa yang Allah perintahkan kepada saya. Saya menganggap seharusnya ada cara lain yang Tuhan inginkan, ada cara lain, harus ada cara lain. Cara yang sejalur dengan

Kota yang Dicintai

Bagi sebagian orang, sebuah kota bisa dicintai bahkan hanya karena perasaan yang dirasakan ketika berada di kota itu. Perasaan-perasaan itu abadi tersimpan disana. Setiap orang seolah memiliki loker dan kunci yang khusus dan hanya terbuka ketika ia datang ke kota itu. Tidak seperti loker biasa yang bisa diberikan pada orang lain jika pemiliknya sudah tidak menggunakannya, perasaan yang terasa di kota itu memanggilnya untuk kembali menelusuri perasaan yang pernah dirasakannya. Ada banyak kota yang memiliki sisi magis seperti itu. Bagiku, Jogja adalah kota itu. Disana, bahkan ketika aku belum menemukan cintaku yang sesungguhnya, ketika hatiku masih berserak dan menganggap diriku adalah bagian dari puzzle yang cacat, aku merasakan perasaan nyaman. Saat itu aku tidak paham apa terjemahan dari perasaan-perasaan itu. Aku sama sekali tidak paham. Aku hanya tahu bahwa aku merindukan seseorang. Sering aku kembali ke kota itu hanya untuk memastikan perasaan itu masih ada. Aku tidak per

Mencintai Fira

Aku menjadi saksi bahwa tidak semua cinta dapat bersatu dalam satu ikatan. Meski disertai ketulusan dan keseriusan sekalipun. Itulah yang kurasakan pada seorang gadis bernama Fira. Aku benar-benar mencintainya, sejak pertama kali bertemu dengannya 20 tahun lalu dan sampai hari ini. Orangtua kami melarang hubungan yang akan ingin kami jalani. Perbedaan usia adalah jembatan penghalang untuk kami bersama. Aku bahkan tidak pernah meminta untuk jatuh cinta pada Fira, saat pertama kali menatap matanya yang teduh itu aku seperti tersihir. Meskipun sudah kucoba menarik kembali hatiku sekuat tenaga, nyatanya aku tidak mampu. Aku sudah jatuh cinta padanya begitu dalam meskipun hanya sekejap mata bertaut. Lagi pula saat itu Fira memberikan hatinya untukku, mengapa orang-orang terus mengulang kisah sedih Romeo dan Juliet? Mengapa kami tidak bisa bersama? Aku dan Fira terpaksa berpisah 20 tahun lalu. Orangtua Fira membawa Fira pergi entah kemana. Saat itu perasaanku hancur, itulah pertama kaliny

Ayahku Si Malaikat Berkantol

Ada 3 orang yang kuanggap bukan lelaki di dunia ini. Mereka adalah kakekku, ayahku dan adik lelakiku. Bagiku mereka bertiga tidak termasuk dalam kategori lelaki. Lelaki dalam bayanganku adalah seorang dengan jenis kelamin pria yang suka menyakiti hati wanita. Kakekku tidak, setidaknya itulah yang kulihat sampai nenekku meninggal. Kakekku tetap setia kepadanya hingga ajal menjemput. Ayahku, meski pun adalah lelaki pemarah tapi mencintai ibuku, itulah yang kulihat dalam kesehariannya. Adikku, meski pun dia masuk kategori lelaki dalam bayanganku, aku tetap akan menganggapnya bukan sebagai lelaki. Dalam kehidupan percintaanku, aku mengenal banyak lelaki. Lelaki-lelaki itu mengajarkanku banyak hal, kebanyakan dari mereka adalah temanku. Aku melihat dari dekat kehidupan mereka sehingga aku bisa mempelajari mereka. Hampir semua pria yang dekat denganku masuk dalam kategori lelaki. Mereka brengsek, penipu, pembohong dan menganggap wanita hanya sebagai objek saja. Awalnya mengenal mereka

Rumah Makan Ulah Lali: Nyicipin Sate dan Sop Iga yang Super Pasrah

Hari Sabtu kemarin adalah hari dimana saya membayar batalnya puasa saya di bulan Ramadhan. Karena ada sisanya sekitar 3 hari, jadi saya bayar puasa sekaligus hari Kamis, Jumat dan Sabtunya. Nah, kebetulan suami juga kayaknya kangen makan daging-dagingan, jadilah kami memutuskan untuk makan sate kambing. Saya sih gak suka ya sama sate kambing, biasanya saya pesen sate ayamnya aja. Lumayan bingung juga untuk daerah Kuningan mesti makan sate yang enak dimana. Maklum saya kan dari Bandung, kalo makan sate di Bandung sih ga usah bingung soalnya saya udah paham banget tempat makan dengan sate yang enak dan harganya murah. Tapi kalo di Kuningan? Kebetulan suami juga lama di Bandung dan jarang banget jalan-jalan ke Kuningan, jadilah ketika sama-sama gak taunya, kita memutuskan untuk cari via google. Dari google, kita cari keyword sate kambing Kuningan Jawa Barat , muncullah beberapa rumah makan yang menyediakan sate kambing, diantaranya ada Sate Cibeber dan Sate Jalaksana . Tapi kata

Makan-makan Sebelum Wisuda: Chagiya Korean Suki & BBQ

Bulan Desember 2016 lalu, saya dan teman-teman magister Pendidikan Biologi mengadakan acara makan-makan yang tujuannya adalah merayakan wisuda magister. Saat itu yang datang berenam, minus dua orang yang ternyata berhalangan hadir karena ada satu dua hal. Tempat yang kita sengaja pesan adalah Chingu Cafe. Saat itu saya sebenernya kurang setuju, tapi karena temen-temen yang lain keukeuh pengen ke tempat barunya Chingu Cafe, jadilah saya ngalah. Pas hari H, kita sengaja dateng pagi-pagi karena katanya kalo dateng agak siang dikit aja langsung penuh. Nah, temen saya si Ela kebetulan udah dateng duluan dan langsung booking tempat. Ternyata kita bukan makan di Chingu, tapi di Chagiya. Chagiya ini adalah restoran korea yang ada barbeque -nya. Di Chagiya, kita langsung pesen makan aja biar ga usah nunggu lama. Setelah mesen-mesen, si waiter -nya baru bilang kalo orderan kita ga bisa diproses sebelum kita pilih menu Chagiya. Lah, menu Chagiya emangnya apa? Ternyata men