Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2020

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 2)

Saya paling suka bilang bahwa saya ini puzzle yang cacat, bagian yang tidak diperlukan dan diinginkan. Sebuah produk gagal yang lolos quality control dan diharuskan menjalani kehidupan yang tidak diinginkannya. Yaitu menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan diperlukan orang lain. Padahal, apa sebenarnya maksud saya itu? Saat itu saya mencintai seorang lelaki yang bagi saya dia adalah lelaki shalih, tapi lelaki itu memilih perempuan lain yang jauh di atas segalanya dari pada saya. Saya kecewa lalu saya mulai berceloteh bahwa saya ini produk gagal. Kembali lagi seperti sebelumnya bahwa saya ini sebetulnya hanya kecewa. Tapi justru mempertanyakan dan menyimpulkan hal yang salah. Ketika lelaki sholih itu tidak memilih saya, saya bukannya berusaha memperbaiki diri dan memantaskan diri, tapi saya justru berkubang dalam kesesatan pemikiran bahwa saya seharusnya dicintai seperti apa adanya saya. Padahal simple saja, lelaki itu bukan jodoh saya. "Tidak ada kata gagal atau tidak berhasil,

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 1)

"Pertanyaan yang salah tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang benar." Saya dulu mempertanyakan,  WHY AM I CREATED THIS WAY WHILE OTHERS CREATED THAT WAY?  Saya menganggap itu pertanyaan fundamental yang akan mengungkap jati diri saya dan makna Tuhan dan saya. Padahal, sekarang saya sadari bahwa itu tidak lebih dari protes saya terhadap diri saya sendiri, terhadap apa yang saya miliki, terhadap apa yang tidak mampu saya dapatkan, terhadap apa yang orang lain miliki dan mampu dapatkan. Mengapa saya tidak seperti orang lain? Mengapa orang lain bisa mencapai sesuatu yang saya inginkan sedangkan saya tidak? Apa Tuhan mengesampingkan saya karena diri saya yang seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan baru terus menerus muncul. Semakin kreatif rumusan pertanyaannya padahal latar belakangnya hanya satu: saya enggan menjadi apa yang Allah perintahkan kepada saya. Saya menganggap seharusnya ada cara lain yang Tuhan inginkan, ada cara lain, harus ada cara lain. Cara yang sejalur dengan