Skip to main content

Rumah Makan Ulah Lali: Nyicipin Sate dan Sop Iga yang Super Pasrah

Hari Sabtu kemarin adalah hari dimana saya membayar batalnya puasa saya di bulan Ramadhan. Karena ada sisanya sekitar 3 hari, jadi saya bayar puasa sekaligus hari Kamis, Jumat dan Sabtunya. Nah, kebetulan suami juga kayaknya kangen makan daging-dagingan, jadilah kami memutuskan untuk makan sate kambing. Saya sih gak suka ya sama sate kambing, biasanya saya pesen sate ayamnya aja.

Lumayan bingung juga untuk daerah Kuningan mesti makan sate yang enak dimana. Maklum saya kan dari Bandung, kalo makan sate di Bandung sih ga usah bingung soalnya saya udah paham banget tempat makan dengan sate yang enak dan harganya murah. Tapi kalo di Kuningan? Kebetulan suami juga lama di Bandung dan jarang banget jalan-jalan ke Kuningan, jadilah ketika sama-sama gak taunya, kita memutuskan untuk cari via google. Dari google, kita cari keyword sate kambing Kuningan Jawa Barat, muncullah beberapa rumah makan yang menyediakan sate kambing, diantaranya ada Sate Cibeber dan Sate Jalaksana. Tapi kata Aang untuk Sate Cibeber itu lokasinya lumayan jauh dari Kuningan, jadi pilihan jatuh ke Sate Jalaksana.


Sebutannya sih Sate Jalaksana, tapi nama sebenernya adalah Rumah Makan Ulah Lali. Rumah makan ini menyediakan berbagai jenis makanan olahan dari daging kambing, ayam dan sapi. Lokasinya juga pinggir jalan banget, parkirnya enak tepat di pinggir jalan. Sesampainya disana, mesti nunggu dulu setengah jam karena belum waktunya buka puasa, jadi saya dan suami ngobrol-ngobrol aja sambil ngeliatin dinding rumah makan yang dipenuhi foto-foto "orang penting" yang pernah mengunjungi rumah makan ini. Diantaranya ada Dede Yusuf, Doyok, beberapa pejabat negara lain sampai Anies Baswedan. Tapi Anies sih ga usah ditanya ya, kan dia orang Kuningan.

Sebelum waktu buka, kami pesen 5 tusuk sate kambing, 5 tusuk sate ayam dan 1 porsi sop iga sapi. Ukuran sate yang ditusuknya sih ga kecil ya, mungkin di harganya aja yang menurutku agak mahal, hehehe. Di Bandung harga satu porsi sate udah sama nasi dan satenya beneran enak itu 15 ribuan, ini 5 tusuk aja udah 20 ribuan. Tapi meskipun dibanderol harganya yang mahal, rasanya ga bohong deh. Daging satenya lembut banget, ga susah untuk narik dari tusukan satenya, bagian gajihnya juga lembut ga alot kayak gajih sate pada umumnya. Bumbu satenya enak tapi menurutku kebanyakan kecapnya.


Untuk sop iga sapinya mantap juga, harganya 40 ribuan. Daging iganya lembut banget, ga alot. Kalo di Bandung harga sop iga kan sekitar 30 ribuan tapi dagingnya masih alot, nah yang ini lembut banget super pasrah langsung lepas dari tulangnya dan gampang digigit. Soal rasa sih mungkin ini lebih ke selera ya. Aku sih ngerasa suka aja sama sop iga ini, tapi mungkin untuk yang kurang suka sama merica pasti ngerasa sop iganya lebay banget bumbunya.

Menurut suamiku sih sayang banget gak ada sambel untuk satenya, tapi kalo buatku semuanya udah cukup dan aku suka. Total makan di rumah makan Ulah Lali ini adalah 115 ribu, ini jauh lebih mahal dibandingkan aku makan sate dan sop iga pada umumnya, tapi karena dagingnya lembut banget jadi okelah. Ada harga ada rasa.

Rumah makan ini juga menyediakan toilet bersih dan fasilitas mushola, jadi setelah makan saya dan suami langsung sholat maghrib deh. Perut kenyang, ibadah lanjut. Hehehe.

Nah, segitu aja dulu review rumah makan Ulah Lali alias Sate Jalaksana, next time nanti aku review lagi tempat makan lain yang recommended dan harus enak.

Comments

Popular posts from this blog

Berguru Dari Sang Guru Sejati

Bambang Kumbayana berperang melawan kaum raksaksa bersama sepupunya, Sucitra. Kesaktian Kumbayana memang tidak perlu diragukan lagi, bangsa raksaksa di Atasangin bagian barat musnah hanya dengan beberapa kali tebasan keris Kumbayana. Sepulangnya dari berburu itu, Kumbayana diusir oleh ayahnya, Resi Baratwaja,  yang tidak setuju dengan perbuatannya itu. Kumbayana kemudian pergi dari Hargajembangan. Tidak lama setelah kepergiannya, sepupunya, Sucitra pun pergi dari Hargajembangan menuju Hastinapura. Di negeri Tempuru, Kumbayana bertemu dengan Dewi Krepi, putri dari raja dan seorang sakti bernama Purunggaji. Dewi Krepi yang jatuh cinta pada Kumbayana kemudian mengikuti Kumbayana menuju Hastinapura dengan menjelma sebagai Dewi Wilutama. Saat masih menjelma menjadi Dewi Wilutama dengan ajian salinrogo, Dewi Krepi berhubungan badan dengan Kumbayana. Akibatnya, tubuh Dewi Krepi membusuk, namun dia tetap bertahan hidup karena mengandung anak dari Kumbayana.

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 1)

"Pertanyaan yang salah tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang benar." Saya dulu mempertanyakan,  WHY AM I CREATED THIS WAY WHILE OTHERS CREATED THAT WAY?  Saya menganggap itu pertanyaan fundamental yang akan mengungkap jati diri saya dan makna Tuhan dan saya. Padahal, sekarang saya sadari bahwa itu tidak lebih dari protes saya terhadap diri saya sendiri, terhadap apa yang saya miliki, terhadap apa yang tidak mampu saya dapatkan, terhadap apa yang orang lain miliki dan mampu dapatkan. Mengapa saya tidak seperti orang lain? Mengapa orang lain bisa mencapai sesuatu yang saya inginkan sedangkan saya tidak? Apa Tuhan mengesampingkan saya karena diri saya yang seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan baru terus menerus muncul. Semakin kreatif rumusan pertanyaannya padahal latar belakangnya hanya satu: saya enggan menjadi apa yang Allah perintahkan kepada saya. Saya menganggap seharusnya ada cara lain yang Tuhan inginkan, ada cara lain, harus ada cara lain. Cara yang sejalur dengan