Skip to main content

Kisah Naga Melawan Berandal Sekolah

image

Novel ini berjudul Sabine. Ditulis oleh Tim Kennemore, diterbitkan tahun 2007 oleh C publishing. Novel ini berjenis kisah petualangan anak-anak. Bersampul hijau dengan gambar seekor naga dan seorang anak lelaki bernama Josh. Ada 331 halaman yang siap membuat pembaca mengingat kembali kejayaan masa kecilnya. Dan petualangan dimulai dari halaman pertama.

Josh, adalah seorang anak lelaki yang manis, bertubuh kurus dan selalu jadi sasaran kenakalan duo preman di sekolahnya, Dylan dan Shane. Tiada hari tanpa kepala Josh yang dengan sengaja dipukul dengan bola sepak oleh duo preman itu.

Josh tidak memiliki seorang teman pun di sekolahnya itu kecuali Claudio. Claudio adalah seorang anak pemberani dari Italia. Dylan dan Shane tidak bisa berkutik ketika Josh bersama Claudio. Sayangnya, Claudio pindah sekolah tiga bulan lalu dan kini Josh kembali menjadi sasaran empuk Dylan dan Shane.

Masalah Josh seolah menumpuk jadi satu setelah kepergian Claudio. Pertama, adik barunya, Luke, yang harus lahir prematur dan membutuhkan perhatian ekstra sehingga ibunya sedikit mengacuhkan Josh dan yang kedua, Molly, adik perempuannya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Josh diberi tanggung jawab untuk menjemput Molly ketika pulang sekolah.

Masalah Josh tidak hanya berhenti sampai disitu. Masalah bertambah ketika Molly menemukan sebuah telur berwarna ungu-biru di ruang komputer dan sejak saat itu, Luke terus menerus menangis karena dikira mengidap penyakit lambung.

Saat orangtuanya semakin sering bertengkar dan keadaan rumah menjadi seperti penjara, telur yang ditemukan Molly itu kemudian menetas. Keluarlah sebuah makhluk mirip seperti kadal dengan sepasang sayap di punggungnya. Makhluk itu adalah seekor naga bernama Sabine.

Bersama Molly, Josh berusaha menjaga rahasia keberadaan Sabine dari orangtua mereka. Josh pun menjadi orangtua yang baik dengan memberikan makanan yang baik untuk Sabine.

Misteri telur itu akhirnya terkuak. Telur itu muncul dari sebuah alas mouse yang diberikan teman Josh, Carrie dan Bethany agar Josh mencoba permainan mengadopsi hewan di dunia maya bernama Technomon. Dan Josh akhirnya belajar bahwa Sabine bisa mendapatkan makanannya dari barang-barang online yang muncul dari alas mouse itu.

Penyakit lambung Luke semakin menjadi. Luke tidak pernah bisa tidur tenang di dalam rumah. Dia selalu menangis dan meraung. Menolak segala macam makanan dan susu yang diberikan. Di saat itu pula, ayah Josh memergoki Josh dan Molly yang sedang bermain dengan Sabine. Tapi ayah Josh tidak bisa melihat bahkan mendengar Sabine.

Saat Josh kembali ke sekolah, Josh harus berhadapan lagi dengan si duo preman Dylan dan Shane. Kali ini, mereka bertengkar sehabis pulang sekolah. William, teman sekelas Josh pun jadi sasaran empuk. Kacamata William pecah dan kaki Josh berdarah karena didorong ke lantai beton oleh Dylan.

Molly, yang merasa kesal karena kakaknya dianiaya oleh Dylan kemudian berhasil memukul selangkangan Shane dan membuat Shane mengaduh. Tapi sayangnya, Molly masih terlalu kecil untuk bisa melepaskan diri dari cengkraman Shane. Shane kemudian menampar Molly.

Josh merasa marah karena adiknya ditampar oleh Shane. Di saat yang sama, tas Josh bergerak. Sabine yang berada di dalam tas itu juga merasa marah. Saat Dylan membuka tas Josh, Sabine mengeluarkan nafas apinya dan membakar wajah Dylan. Kemudian berlanjut dengan membakar rambut Shane.

Pertengkaran mereka itu terdengar oleh guru. Mereka semua diamankan dan orangtua mereka dipanggil. Josh, William dan Molly hanya bercerita bahwa Dylan dan Shane memukuli mereka. Tapi Dylan dan Shane bilang bahwa setelah mereka memukuli Josh, muncul seekor naga dengan nafas api.

Saat tas Dylan dan Shane digeledah, guru menemukan sebungkus rokok dan korek api. Shane dan Dylan akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Setelah itu, Josh akhirnya sadar bahwa orang dewasa tidak mampu melihat Sabine.

Josh pun akhirnya memiliki pemikiran bahwa semakin muda usia seorang manusia, maka kemampuan untuk memahami dan mendengar suara Sabine itu semakin besar. Josh hanya mampu melihat dan mendengar Sabine mencicit, sedangkan Molly mampu mengerti bahasa Sabine. Dan adiknya, Luke, mendengar seluruh hal yang ada di tubuh Sabine.

Akhirnya, demi keselamatan Luke, Josh berpikir untuk mengembalikan Sabine ke Technomon dan membiarkan orang lain mengadopsinya. Setelah ada orang lain yang mengadopsi Sabine, keadaan rumahnya langsung berubah menjadi baik. Luke tidak lagi menangis, dan memang bukan penyakit lambung yang menyebabkan Luke menangis.

Josh mendapat telepon dari Claudio bahwa dia diajak untuk pergi berlibur ke italia untuk bertemu dengan Claudio selama sepuluh hari. Selama sepuluh hari itu, Molly masuk kembali ke Technomon dan memelihara beberapa jenis peliharaan tanpa sepengetahuan Josh. Kali ini, dia menempatkan hewan-hewan itu di gudang agar tidak mengganggu Luke.

Novel Sabine iin mengingatkan kembali pada kita bahwa ketika kita kecil, kita mampu berimajinasi berada dalam sebuah kapal besar, menemui ombak, dihantam gelombang pasang, padahal kita hanya berada di atas kursi. Kemudian berimajinasi menaiki kuda, menjadi seorang koboy dan memiliki sebuah pistol dengan tembakan yang jitu seperti Lucky Luke.

Kemudian imajinasi-imajinasi itu hilang saat kita dipaksa mengingat rumus-rumus fisika, pelajaran ilmu alam, majas-majas, perkalian. Hingga akhirnya, kita benar-benar lupa bagaimana caranya membuat diri kita terbang seperti superman.

Tim Kennemore membawa pembaca untuk berimajinasi lagi, merefresh kembali otak yang sudah sumpek dengan realitas dunia yang kacau balau. Bahasa yang digunakannya pun sederhana namun memukau.
Jadi, mengapa orang dewasa tidak bisa melihat Sabine, ya?

Comments

Popular posts from this blog

Berguru Dari Sang Guru Sejati

Bambang Kumbayana berperang melawan kaum raksaksa bersama sepupunya, Sucitra. Kesaktian Kumbayana memang tidak perlu diragukan lagi, bangsa raksaksa di Atasangin bagian barat musnah hanya dengan beberapa kali tebasan keris Kumbayana. Sepulangnya dari berburu itu, Kumbayana diusir oleh ayahnya, Resi Baratwaja,  yang tidak setuju dengan perbuatannya itu. Kumbayana kemudian pergi dari Hargajembangan. Tidak lama setelah kepergiannya, sepupunya, Sucitra pun pergi dari Hargajembangan menuju Hastinapura. Di negeri Tempuru, Kumbayana bertemu dengan Dewi Krepi, putri dari raja dan seorang sakti bernama Purunggaji. Dewi Krepi yang jatuh cinta pada Kumbayana kemudian mengikuti Kumbayana menuju Hastinapura dengan menjelma sebagai Dewi Wilutama. Saat masih menjelma menjadi Dewi Wilutama dengan ajian salinrogo, Dewi Krepi berhubungan badan dengan Kumbayana. Akibatnya, tubuh Dewi Krepi membusuk, namun dia tetap bertahan hidup karena mengandung anak dari Kumbayana.

Rumah Makan Ulah Lali: Nyicipin Sate dan Sop Iga yang Super Pasrah

Hari Sabtu kemarin adalah hari dimana saya membayar batalnya puasa saya di bulan Ramadhan. Karena ada sisanya sekitar 3 hari, jadi saya bayar puasa sekaligus hari Kamis, Jumat dan Sabtunya. Nah, kebetulan suami juga kayaknya kangen makan daging-dagingan, jadilah kami memutuskan untuk makan sate kambing. Saya sih gak suka ya sama sate kambing, biasanya saya pesen sate ayamnya aja. Lumayan bingung juga untuk daerah Kuningan mesti makan sate yang enak dimana. Maklum saya kan dari Bandung, kalo makan sate di Bandung sih ga usah bingung soalnya saya udah paham banget tempat makan dengan sate yang enak dan harganya murah. Tapi kalo di Kuningan? Kebetulan suami juga lama di Bandung dan jarang banget jalan-jalan ke Kuningan, jadilah ketika sama-sama gak taunya, kita memutuskan untuk cari via google. Dari google, kita cari keyword sate kambing Kuningan Jawa Barat , muncullah beberapa rumah makan yang menyediakan sate kambing, diantaranya ada Sate Cibeber dan Sate Jalaksana . Tapi kata

Beyond The Inspiration : Catatan Pemikiran Saya (Bagian 1)

"Pertanyaan yang salah tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang benar." Saya dulu mempertanyakan,  WHY AM I CREATED THIS WAY WHILE OTHERS CREATED THAT WAY?  Saya menganggap itu pertanyaan fundamental yang akan mengungkap jati diri saya dan makna Tuhan dan saya. Padahal, sekarang saya sadari bahwa itu tidak lebih dari protes saya terhadap diri saya sendiri, terhadap apa yang saya miliki, terhadap apa yang tidak mampu saya dapatkan, terhadap apa yang orang lain miliki dan mampu dapatkan. Mengapa saya tidak seperti orang lain? Mengapa orang lain bisa mencapai sesuatu yang saya inginkan sedangkan saya tidak? Apa Tuhan mengesampingkan saya karena diri saya yang seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan baru terus menerus muncul. Semakin kreatif rumusan pertanyaannya padahal latar belakangnya hanya satu: saya enggan menjadi apa yang Allah perintahkan kepada saya. Saya menganggap seharusnya ada cara lain yang Tuhan inginkan, ada cara lain, harus ada cara lain. Cara yang sejalur dengan