Skip to main content

cerita pagi


Ibuku baru saja terbangun dari tidurnya ketika mendengarku memindahkan printer dari kamar ke ruang belajar.
"Baru bangun?" Tanyanya padaku, aku berkelit sedikit.
"Ya, terus ngerjain tugas."
"Beneran?" Tanya ibuku lagi, kemudian aku hanya bisa cengengesan tanpa berkata-kata apapun lagi. "Harusnya kamu tidur, tugas bisa dikerjain nanti... engga perlu sampe engga tidur kan?"
"Sayangnya harus dikerjain, dan engga ada nanti..."
"Emangnya tugas perorangan?"
"Ada kelompok juga sih."
"Terus?"
"Yang laen udah bantuin nyetor data, sisanya aku yang ngerapiin..."
"Masa?"
"Iya." Kataku berbohong lagi. Entah sudah keberapa kali ibuku memergokiku di subuh masih dengan mata terbuka dan mengambil barang2 ke dalam kamar, dari mulai kertas print, printer, gunting, lem, bahkan hingga makanan atau minuman.
"Lain kali, suruh temen kamu yang ngerjain, jangan kamu doang."
"Iya." kataku.
Ibuku kemudian masuk ke dapur dan aku masih sibuk merapikan kabel printer yang berserakan, tinta yang tumpah ke tangan dan bajuku dan sedikit pulasannya di wajahku.
Aku sedikit beruntung karena ibuku yang memergokiku, ayahku adalah seorang yang sangat mematuhi jam malam, jam 10, semua orang harus sudah terlelap dan tidak ada aktivitas online atau apapun, sedangkan aku kadang terus mengerjakan tugas hingga jam 3 pagi kemudian melanjutkan aktivitasku seolah aku sudah tidur.
Aku ingat jam 8 kemarin malam, suhu tubuhku panas sekali hingga aku minum banyak air putih, kini kurasakan tubuhku sangat dingin. Lambungku bergemuruh seperti petir di hujan badai dan mataku mungkin bisa kumasukan koin-koin untuk tabungan karena sudah mirip dompet. Hhhh....
Ucapan terimakasihku yang terdalam, kuberikan pada Toshi... yang telah menemaniku pagi hingga malam untuk mengerjakan tugasku...
kemudian untuk Sammy yang membantuku bicara dengan teman2ku...
kemudian modem-ku sayang...
dan teman-teman yang sudah membantuku (yang benar2 membantu) tugasku... memberi contekan hingga share gambar literatur...
dan untuk pelajaran mikroskop, lamela, ruang antar sel yang tak kumengerti... terimakasih banyak...

4 april 2010

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Makan Ulah Lali: Nyicipin Sate dan Sop Iga yang Super Pasrah

Hari Sabtu kemarin adalah hari dimana saya membayar batalnya puasa saya di bulan Ramadhan. Karena ada sisanya sekitar 3 hari, jadi saya bayar puasa sekaligus hari Kamis, Jumat dan Sabtunya. Nah, kebetulan suami juga kayaknya kangen makan daging-dagingan, jadilah kami memutuskan untuk makan sate kambing. Saya sih gak suka ya sama sate kambing, biasanya saya pesen sate ayamnya aja. Lumayan bingung juga untuk daerah Kuningan mesti makan sate yang enak dimana. Maklum saya kan dari Bandung, kalo makan sate di Bandung sih ga usah bingung soalnya saya udah paham banget tempat makan dengan sate yang enak dan harganya murah. Tapi kalo di Kuningan? Kebetulan suami juga lama di Bandung dan jarang banget jalan-jalan ke Kuningan, jadilah ketika sama-sama gak taunya, kita memutuskan untuk cari via google. Dari google, kita cari keyword sate kambing Kuningan Jawa Barat , muncullah beberapa rumah makan yang menyediakan sate kambing, diantaranya ada Sate Cibeber dan Sate Jalaksana . Tapi kata...

yang bergerak

    Hari ini, adalah hari kedua aku mengajar. Aku sudah semester 7 dan sekarang sedang menyelesaikan program pe-pe-el yang lebih dikenal dengan nama Jobtre. Bagiku, hari ini adalah hari yang sempurna, aku sudah mempersiapkan RPP (Rencana Program Pembelajaran) dengan sempurna, juga aku mempersiapkan sebuah powerpoint sederhana yang akan mudah dimengerti oleh para siswa, dan tak lupa aku membuat kopian tentang presentasiku, sengaja kuambil plan B lebih awal, antisipasi jika ternyata LCD yang sudah kupesan tidak bisa kupakai.     Aku tidak didera gugup sekalipun. Tidak seperti temanku yang lain, aku sangat menikmati program pe-pe-el ini. Aku menikmati saat aku berinteraksi dengan siswa, saat siswa itu kemudian mencium tanganku, saat siswa itu memanggil namaku dan SKSD menghujamiku dengan pertanyaan polosnya. Aku sangat menikmati semua itu.     Awalnya aku tidak gugup, tapi saat mereka memanggil namaku dan kucium aroma semangat. Aku mulai gugup...

Ayahku Si Malaikat Berkantol

Ada 3 orang yang kuanggap bukan lelaki di dunia ini. Mereka adalah kakekku, ayahku dan adik lelakiku. Bagiku mereka bertiga tidak termasuk dalam kategori lelaki. Lelaki dalam bayanganku adalah seorang dengan jenis kelamin pria yang suka menyakiti hati wanita. Kakekku tidak, setidaknya itulah yang kulihat sampai nenekku meninggal. Kakekku tetap setia kepadanya hingga ajal menjemput. Ayahku, meski pun adalah lelaki pemarah tapi mencintai ibuku, itulah yang kulihat dalam kesehariannya. Adikku, meski pun dia masuk kategori lelaki dalam bayanganku, aku tetap akan menganggapnya bukan sebagai lelaki. Dalam kehidupan percintaanku, aku mengenal banyak lelaki. Lelaki-lelaki itu mengajarkanku banyak hal, kebanyakan dari mereka adalah temanku. Aku melihat dari dekat kehidupan mereka sehingga aku bisa mempelajari mereka. Hampir semua pria yang dekat denganku masuk dalam kategori lelaki. Mereka brengsek, penipu, pembohong dan menganggap wanita hanya sebagai objek saja. Awalnya mengenal mereka...